PENGERTIAN,
SEJARAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
dan
PENINGKATAN PROFESI GURU
A. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa yunani yaitu
technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau
penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata
teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, ketarampilan dan ilmu.
Jadi teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan
pendidikan secara sistematis.
Sedangkan dalam pengertian lain teknologi pendidikan adalah
suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide,
alat dan organisasi, untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan,
menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala
aspek belajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi
Pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan
mengealuasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam betuk tujuan
pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan
komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari
manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
B. Sejarah Teknologi Pendidikan dan Peningkatan Profesi Guru
1. Sejarah Teknologi
Pendidikan
Teknologi pendidikan pada awal tahun 1920 dipandang sebagai
media. Akar terbentuknya pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi
media pendidikan pada awal abad dua puluhan. Media ini, sebagai media
pembelajaran visual yang berupa film, gambar dan tampilan yang mulai ramai pada
tahun 1920. Pembelajaran visual terfokus pada media yang digunakan untuk
menampilkan sebuah pelajaran. Pandangan ini berlanjut sampai 1950. Teknologi
pendidikan sebagai disiplin ilmu, pada awalnmya berkembang sebagai bidang
kajian di Amerika Serikat. Kalau mengacu pada konsep teknologi sebagai cara,
maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak
awal peradaban. Usaha untuk merumuskan Teknologi pendidikan secara
terorganisasi dimulai sejak tahun 1960.
- Tahun 1960
Teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak
menjadi perhatian dilingkungan ahli pendidikan, teknologi pendidikan merupakan
kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentnag penggunaan audio visual dan
program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan.
- Tahun 1963
Di tahun 1963 teknologi pendidikan digambarkan bukan hanya
sebagai sebuah media. Hal ini merupakan suatu hal yang berangkat dari pandangan
“tradisional” terhadap teknologi pendidikan Perubahan disini yang mencerminkan
bahwa, bagaimana lingkungan dan kemajuan zaman dapat mengubah sebuah definisi
dan praktek dari teknologi pendidikan.
- Tahun 1970
Tahun 1970-an yang dikeluarkan oleh Komisi Pengawas
Teknologi Pendidikan. Komisi pengawas ini dibentuk dan dibiayai oleh pemerintah
Amerika Serikat untuk menguji permasalahan dan manfaat potensial yang
berhubungan dengan teknologi pendidikan di sekolah-sekolah.
- Tahun 1977
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang
terintegerasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk
menganalisa masalah dan merancang. Melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
2. Peningkatan
Profesi Guru
Dalam kaitannya dengan pendidikan, bahwa pendidikan nasional
dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang berkaitan dengan
kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, dan manajemen. Lebih lanjut
harapan perbaikan pendidikan belum bisa kita rasakan. Terbukti dari hasil
komporasi Internasional, Indonesia justru menduduki peringkat yang sangat
rendah dan cenderung menurun.
Menyadari hal tersebut, Mendiknas telah mencanangkan
“Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002, namun belum
menunjukan peningkatan yang berarti dan masih memperihatinkan. Setidaknya ada
tiga faktor penyebabnya yaitu;
- Kebijakan pendidikan tidak dilaksanakan secara merata
- Adanya birokratik-sentralistik.
- Peran serta masyarakat masih rendah.
Berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan nasional yang
berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Maka kualifikasi
sumberdaya manusia yang perlu dimiliki dan cocok dengan kebutuhan dimasa datang
adalah:
- Sumberdaya manusia yang memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas dan kooperatif dalam memberikan kontribusi kepada pencapaian tujuan
- Menguasai IPTEK yang relevan dengan jenis ragam kondisi fisik sosial ekonomi dan budaya Indonesia, dan cocok dalam menghadapi IPTEK
- Mampu belajar cepat dan beradaptasi dengan perkembangan IPTEK
- Profesional sesuai dengan bidang study dan strata pendidikan yang ditekuni ditandai dengan pengetahuan dasar memadai, kemampuan dan keterampilan menangani permasalahan teknis administratif dan bertanggung jawab serta berprilaku sesuai etika standar yang berlaku
- Komunikatif dalam menyampaikan gagasan dan hasil kerjanya kepada orang lain dalam kaitan hubungan antar sesama, kepada bawahan dan kepada atasan;
- Inovatif dan kreatif dalam mencari dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan;
- Kompetitif dalam menghadapi persaingan baik pada tingkat lokal, nasional maupun regional;
- Berjiwa kewirausahaan sehingga tidak saja mencari kerja tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Dalam perkembangan yang demikian pesatnya mutu pendidikan
menjadi prioritas utama dalam menyimak setiap perubahan, sehingga secara
langsung atau tidak langsung profesionalisme guru sedang teruji. Orang bijak
menyatakan pendidikan itu adalah perhiasan di waktu senang dan tempat
berlindung di waktu susah. Untuk meningkatkan profesionalisme guru dikutip
dalam jurnal Taskif H.M. Idris: 2004, dibutuhkan peran serta semua pihak untuk
saling memberikan keteladanan sehingga guru yang belum profesional menjadi
profesional dan yang sudah profesional menjadi lebih profesional.
Paling tidak ada empat program yang dapat meningkatkan
profesionalisme guru, yaitu:
- Program Pre Service Education yaitu upaya meningkatkan profesionalisme dengan penyaringan yang selektif terhadap calon guru dengan mcmperhatikan kualitas dan moralnya. Negeri ini butuh pegawai berkualitas, bukan pegawai kacangnn yang lolos karena KKN mereka yang masuk secara tidak jujur ketika proses seleksi, dalam kerja kesehariannya kelak kejujuran itu akan terbawa sehingga tidak ubahnya mereka adalah calon koruptor masa datang. Negeri ini harus bebas dari korupsi, karena itu rekrutlah orang-orang yang lewat seleksi yang adil dan transparan.
- Program In Service Education yaitu memotivasi guru agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi melalui pendidikan lanjutan. Tentu hal ini berangkat dari guru yang bersangkutan dalam artian lembaga sekolah mengusahakan agar para guru mendapatkan kesempatan untuk belajar yang lebih tinggi baik melalui program beasiswa atau atas inisiatif sendiri. Guru harus didorong untuk meningkatkan pengetahuannya tentang perkembangan masalah-masalah pendidikan, untuk menghindari kemungkinan bahwa guru akan ketinggalan dari kemajuan-kumajuan dibidang pendidikan. Karena itu guru wajib memperbarui dan meningkatkan pendidikannya untuk mempertinggi taraf keprofesionalnya.
- Program In Service Training yaitu suatu aktivitas yang berupa pelatihan-pelatihan, penataran, workshop, kursur-kursus, seminar, diskusi atau mimbar, baik yang dilakukan oleh intern kelembagaan atau ekstern kelembagaan. Tentunya tidak hanya sebatas menjadikan pelatihan, pelatihan dan seminar tetapi perla dipikirkan bagaimana format suatu kegiatan agar menjadi lebih efektif. Selain itu organisasi profesi PGRI hendaknya menyediakan majalah Ilmiah atau jurnal kepandidikan untuk memuat tulisan guru untuk pengembangan kreativitas dan kemampuan guru.
- Program On Service Training yaitu melalui kegiatan tindak lanjut atau Follow Up yang dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala atau rutin diantara para guru dan agar selalu memelihara hubungan sejawat keprofesian, semangat kekeluargaan dan kesetiakwanan sosial.
Mengingat guru merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan maka pemerintah perlu memperhatikan
kesejahteraan dari hidup mereka dengan memberikan gaji tambahan atau tunjangan
kesejahteraan karena dengan gaji yang memadai akan dapat meningkatkan motivasi
serta konsentrasi pada kegiatan mendidiknya. Lagipula jika penghasilan guru
membaik maka generasi muda akan tertarik menjadi guru dan akan mendapat tempat
di hati masyarakat, paling tidak, sosok guru tidak lagi dilecehkan gara-gara
lemah ekonominya.
Ini adalah contoh video, walaupun tidak sepenuhnya merepresentasikan apa yg saya tulis ini.
1905 – 1914
Adalah masa dimana tekah terjadi semacam gerakan visual instruction baik sebagai komplemen maupun komponen utama pembelajaran. Ditandai dengan adanya School Museum di St Lois Amerika Serikat. Pada masa ini teknologi pembelajaran lebih banyak dipengaruhi oleh teori belajar behaviorisme. Beberapa media visual yang beredar saat itu diantaranya adalah film, slide, media cetak, gambar, dan lain-lain.
1914 – 1930-an
Anda mungkin tidak percaya bahwa kemenangan Perang Dunia I dan II disebabkan oleh pengaruh teknologi pendidikan. 1914 – 1930an adalah masa Perang Dunia I (PD I). Saat itu adalah masa terjadinya semacam gerakan audio-visual. Disamping teknologi visual seperti diatas pada maasa ini sudah mulai muncul teknologi audio dan audio visual. radio mendominasi kehidupan masa ini dan digunakan untuk sarana informasi dan edukasi disamping hiburan tentunya. Walaupun pada masa ini radio tidak memberikan dampak besar dalam konteks pendidikan. mulai saat ini muncul istilah perkuliahan, professor associate, dan sekolah-sekolah serta kampus mulai merebak di kota-kota besar.
1930 – 1950
Adalah masa Perang Dunia II. Lagi-lagi teknologi pendidikan berperan dalam masa ini. Masa ini dikenal dengan gerakan pelatihan sebagai sistem. Televisi berpengaruh dalam kehidupan masa ini, termasuk penggunaannya untuk pendidikan disamping, overhead transparency/projector. Teori Kerucut Pengalaman Edgar Dale muncul pada masa ini, dan sampai sekarang kita pakai sebagai acuan dalam pemilihan media pembelajaran. Mulai saat ini, dipercaya bahwa media audio-vosual dapat membantu mengkonkritkan belajar.
1950 – 1970
Adalah masa jayanya Televisi Pendidikan, khususnya sekitar tahun 1960-an. Saat ini, teori komunikasi (sender – channel – receiver) sangat berpengaruh dalam teknologi pendidikan. Disamping itu teori pemrosesan informasi berpengaruh pada masa ini, dan mulai dikembangkan apa yang disebut programmed instruction (Skinnersbg tokohnya).
Lebih lanjut dari itu sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan tidak hanya terbatas pada hal tersebut saja, kita tidak bisa begitu saja melepaskan kaitannya dengan sejarah perkembangan Teknologi Pengajaran. Beberapa para ahli menyebutnya demikian dan mereka menjelaskan perkembangan teknologi pembelajaran ke dalam beberapa masa sejarah, diantaranya :
A. Metode Kaum Sofi.
Perkembangan dari berbagai metoda pengajaran merupakan tanda lahirnya teknologi pengajaran yang dikenal saat ini. Beberapa pendidik pada masa lampau, yaitu golongan Sofi di Yunani, para ahli pendidikan memandang menduga kaum Sofi merupakan kaum teknologi pengajaran yang pertama. Mereka menyampaikan pelajaran dengan berbagai cara dan teknik . mula mula mereka menyampaikan bahan pelajaran yang telah disampaikan secara matang, kemudian mereka melanjutkan dengan perdebatan yang dilakukan dengan secara bebas, pada saat itulah proses kegiatan belajar itu berlangsung. Kemudian jika ada minat dari mayarakat untuk belajar, akan dibuat kontrak dan untuk kemudian menjadi sistem tutor.
Pandangan ajaran kaum Sofi didasarkan atas;
1. Bahwa manusia itu berkembang secara evolusi. Seorang dapat berkembang dengan teratur tahap demi tahap menuju kepada peradaban yang lebih tinggi. Melalui teknologilah permbeelajaran dapat diarahkan secara efektif.
2. Bahwa proses evaluasi itu berlagsung terus, terutama aspk-aspek moral dan hukum.
3. Sejarah dipandang sebagai gerak perkembangan yang bersifat evousi berkelanjutan.
4. Demokrasi dan persamaan sebagai sikap masyarakat merupakan kaidah umum.
5. Bahwa asas teori pengetahuan bersifat progresif, pragmatis, empiris dan behavioristik.
Gagasan kaum Sofi ini cukup banyak mempengaruhi kurikulum di Eropa, misalnya penggunaan retorika, dialektika, dan gramar sebagai materi utama dalam quadrivium dan trivium.
B. Metode Socrates
Bentuk pengajaran lebih ke dalam bentuk berfilsfat, metode yang dipakan disebut dengan Maieutik atau menguraikan, yng sekarang dikenal dengan nama metoda inkuiri. Pelaksanaanny berlangung dengan cara take and give of conversation. Dengan cara memberikan pertanyaan yang mengarah kepada suatu masalah tertentu. Pada dasarnya Socrates mengajarkan tentang mencari pengertian, yaitu suatu bentuk tetap dari sesuatu.
C. Metode Abelard.
Metode Abelard ini berlangsung pada masa pemerintahan Karel Agung di Eropa. Metoda yang di pakai bertujuan untuk membentuk kelmpok pro dan kontra terhadap suatu materi. Guru tidak memberikan jawaban final tetapi siswalah yang akan menyimpulka jawaban itu sendiri. Metoda ini biasa disebut dengan ‘ Sic et Non’ atau setuju atau tidak.
D. Metoda Lancaster
Metoda Lancerter ini dalam bentuk sistem Monitoring yang merupakan bentuk pengajaran yang unik, meliputi pengorganisasian kelas, materi pelajaran sesuai dengan rencanannya yang meningkat dan dikelola secara ekonomis. Lancaster mempelajari konstruksi kelas kusus yang dapat mendayagunakan secara efektif penggunaan media pengajaran dan pengelompokan siswa. Dalam sistem pengajaran Lacaster, pemakaian media pengajaran masih sederhana. Seperti penggunaan pasir dalam melatih siswa menulis.
E. Metoda Pestalozi.
Pengamatan pada alam merupakan landasan utama dari proses daktiknya. Pengetahuan bermula dari adanya pengamatan , dan pengamatan menimbulkan pengertian, selanjutnya pengertian yang bari itu menimbulkan pengertian yang selanjutnya pengertiaan tersebut bergabung dengan yang lama untuk menjadi sebuah pengetahuan. Dan dapt dikatakan bahwa perintisan ke arah peendayagunaan perangkat keras ata hardware sebenarnya telah dimulai pada masa Pestazoli ini, seperti penciptaan papan aritmatik yang terbagi dalam kotak kotak yang di setiap kotaknya diberi garis-garis yang secara keseluruhan berjumlah 100 kotak kecil. Selain itu Pestalozi juga menciptakan stylabaries untuk melatih siswanya dalam mempelajri angka, bentuk, posisi dan warna disain.
F. Metoda Froebel.
Metode Froebel didasarkan kepada metodologi dan pandangan filsafafnya yang intinya mengatakan bahwa pendidkan masa kanak kanak merupakan hal paling penting untuk keseluruhan kehidupnnya. Karena itulah Froebel mendikrikan Kindergarten atau yang lebih dikenal dengan Taman Kanak – kanak. Metoda pengajaran Kindergasten dari Froebel meliputi kegiatan berikuti :
a. Bermain dan bernyanyi
b. Membentuk dengan melakukan kegiatan.
c. Grift dan Occupation.
G. Metoda Friedrich Herbart.
Praktek pendidikan Herbert terlihat adanya pengaruh Freobert terutama pada aspek pengembangan moral sebagai tujuan utama pendidikan. Metoda instruksionalnya didasarkan kepada ilmu jiwa yang sistematis. Dengan demikian siswa secara pikologis dibentuk oleh gagasan yang datang dari luar.
Kesimpulan :
Dari beberapa pengertian di atas jelaslah bahwa
definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat,
jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengertian tertentu
sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan
pengertian-pengertian lain.
Teknologi Pembelajaran, sebagai satu bidang
keilmuan, memang tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio
visual. Terutama pasca Perang Dunia II, teknologi Pembelajaran semula dilihat
sebagai teknologi yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana
untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi istilah itu sinonim dengan konsep
‘mengajar berbantuan peralatan audio-visual’.
Bidang keilmuan ini merupakan hasil dari
tumbuhkembang tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam
pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar