|
|
|
|
RAHMA ZUANTY
|
NIM : 1109873
|
|
MATA KULIAH
KURIKULUM
Apa
yg dimaksud dengan teori kurikulum, analisis mencakup antara lain (boleh lebih
luas dari itu)
a.
Apa itu
teori? Apa fungsi teori? Apa tugas
teoritas? bagaimana proses pembentukan
teoritas ?
b.
Apakah
Pendidikan termasuk pada suatu bidang kurikulum? Bidang keilmuan apa? Apakah
ada teori pendidikan? Dan apa bedanya dg praktek pendidikan ? Apa teori pendidikan yg ada ketahui (jelaskan
dan buat rencananya? Dimana proses teori kurikulum dalam kontek teori
pendidikan?)
c.
Apa saja
teori kurikulum dan bagaimana
perkembangan teori kurikulum semenjak awalnya sampai saat ini? (Jelaskan
perbedaan dan persamaan antara masing-masing teori tsb) Apakah teori kurikulum
sama maknanya dengan pengembangan teori kurikulum? Apa saja yg dibicarakan
dalam teori kurikulum? Apa saja yg
dijadikan sumber dalam pengembangan kurikulum?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
JAWABAN
JAWABAN Point a).
APA
ITU TEORI & TUGAS TEORI ?
Prof.Dr. Nana S. Sukmadinata (1997)
dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teri dan Praktek, mengemukakan teori
merupakan suatu set atau sistem pernyataan(a
set statement) yang menjelaskan serangkaian hal.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi.
Secara umum, teori merupakan analisis
hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan
fakta-fakta .
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel,
definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan
sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Teori).
Menuturt teori Labovitz dan Hagedorn, teori
sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai
“menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan
dapat saling berhubungan
Jadi Secara umum teori diartikan
sebagai pendapat. Sedangkan dalam pengertian khusus, teori hanya
digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa disebut teori ilmiah. Dalam
pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9) menyatakan bahwa :
“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.”
Teori adalah sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintaktik (artinya kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan juga pada data yang diamati, Snelbecker,1974).
“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.”
Teori adalah sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintaktik (artinya kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan juga pada data yang diamati, Snelbecker,1974).
APA
FUNGSI TEORI ?
Menurut Prof.Dr. Nana S. Sukmadinata (1997)
dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teri dan Praktek, ada tiga fungsi teori
yang disepakati oleh para ilmuwan yaitu :
a. Mendeskripsikan
b. Menjelaskan
c. Memprediksi
Menurut Littlejohn ada 9 fungsi teori, yakni :
1.
Mengorganisasikan
dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti
bahwa dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara
sepotong-sepotong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang
terjadi dalam kehidupan nyata. Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat
dicari dan ditemukan. Pengetahuan yang diperoleh dari pola atau hubungan itu
kemudian disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat dipakai sebagai
rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.
2.
Memfokuskan. Teori pada
dasarnya menjelaskan tentang sesuatu hal, bukan banyak hal.
3.
Menjelaskan. Teori harus
mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Misalnya mampu
menjelaskan pola-pola hubungan dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa
tertentu.
4.
Pengamatan. Teori tidak
sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara
mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan dijadikan patokan
ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori.
5.
Membuat
predikasi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu,
namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan
tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori
juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama
sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi
dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil,
periklanan, public relations dan media massa.
6.
Fungsi
heuristik atau heurisme. Artinya bahwa teori yang baik harus mampu merangsang
penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan
teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
7.
Komunikasi. Teori tidak
harus menjadi monopoli penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan
dan terbuka terhadap kritikan-kritikan, yang memungkinkan untuk menyempurnakan
teori. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat
dilakukan.
8.
Fungsi kontrol
yang bersifat normatif. Asumsi-asumsi teori dapat berkembang menjadi nilai-nilai
atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain,
teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku
kehidupan manusia.
9.
Generatif. Fungsi ini
terutama menonjol di kalangan pendukung aliran interpretif dan kritis. Menurut
aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural
serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
Bagaimana
proses pembentukan teoritas ?
Pertama :
pendefinisian istilah, merupakan langkah yang sangat penting dalam berteori.
Kedua
:
Klasifikasi yaitu pengelompokan informasi-infomasi yang relevan dengan
kategori-kategori yang sejenis.
Ketiga :
mengadaan induksi dan deduksi. Induksi
dan deduksi merupakan dua proses penting dalam mengembangkan
pernyataan-pernyataan teoritis setelah pendefinisia dan pengklasifikasian.
Induksi merupakan proses penarikan kesimpulan yang lebih bersifat umum dari
fakta-fakta atau hal –ha yang bersifat khusus. Deduksi merupakan penurunan
kaidah-kaidah khusus dari kaidah yang lebih umum .
Keempat
adalah
informasi, prediksi , dan penelitian.
Kelima :
pembentukan model-model
Keenam :
pembentukan subteori
JAWABAN Point b).
Apakah
Pendidikan termasuk pada suatu bidang kurikulum? “i.. ya ...! “
Bidang
keilmuan apa?
Penjelasannya : “ Kurikulum mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu Kurikulum disusun dengan mengacu
pada satu atau beberapa teori kurikulum, dan suatu teori kurikulum diturunkan
atau dijabarkan dari teori pendidikan tertentu. Kurikulum dapat dipandang
sebagai rencana konkret penerapan dari
suatu teori pendidikan. Untuk lebih memahami hubungan kurikulum dengan
pendidikan, dikemukakan beberapa teori pendidikan dan model-model konsep kurikulum
dari masing-masing teori tersebut. Minimal ada empat teori pendidikan yang
banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan dipandang mendasari pelaksanaan
pendidikan, yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi, pendidikan
interaksional dan teknologi pendidikan.
Apakah
ada teori pendidikan ?
Prof.Dr. Nana S. Sukmadinata (1997)
dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teri dan Praktek, mengemukakan 4 (empat )
teori pendidikan, yaitu :
1.
Pendidikan
klasik,
Teori pendidikan klasik berlandaskan
pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan
Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya
memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih
menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
Isi pendidikan atau materi diambil
dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo
dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik
mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki
peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.
2.
Pendidikan
pribadi
Teori
pendidikan ini
bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi
tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal
ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya
menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong,
fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi
sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum
yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan
keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis
merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual
(kurikulum subjek akademis)
3.
Teknologi
pendidikan
Teknologi pendidikan yaitu suatu
konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang
peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada
yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan
dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan
dan pemeliharaan budaya lama.
Dalam teori pendidikan ini, isi
pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data
obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan
vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan
disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik
belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai
sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi.
Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru
berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari
pada penyampaian dan pendalaman bahan.
4.
Pendidikan
interaksional
Pendidikan interaksional yaitu suatu
konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk
sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan
interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari
guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru.
Dan
apa bedanya Teori Pendidikan dengan Praktek Pendidikan ?
Antara teori dengan praktek memang terdapat
perbedaan, tetapi keduanya sangat berkaitan erat. Walaupun terdapat perbedaan
keduanya tidak dapat dipisahkan.
Beauchamp menjelaskan : “ theory by its nature is impractical. The world of practicallty is built
around clustersof specific event. The world of theory derives from
generalization law as axiomes and theorems explaining specific and the
relationships among them “ (Beauchamp, 1975, hlm 135). Tidak ada praktek
yang baik tanpa teori yang mapan. Teori menjadi pedoman bagi praktek dan
praktek memberi umpan balik bagi pengembangan teori.
Jelaskan dan buat rencananya (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan) ?
Perencanaan Pendidikan
1.
Top‐Down Planning, dibuat di tingkat atas kemudian disampaikan kepada
perencana di tingkat menengah dan ke tingkat bawah. Biasanya dalam jenis ini
perencanaan bersifat makro, atau nasional.
2.
Diagonal‐Horizontal Planning, dilaksanakan pada waktu penyusunan
perencanaan lintas sektoral. Biasanya dilakukan oleh top‐level Manager, yang
membicarakan kebijakan‐kebijakan makro serta penentuan prioritas kebijakan
dasar.
3.
Rolling‐Plan, dilakukan terhadap perencanaan jangka menengah atau jangka
panjang. Hal ini dilakukan setelah adanya pembabakan menjadi perencanaan
tahunan. Apabila tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan
digelindingkan kepada tahun berikutnya. Atau apabila terjadi sasaran pada
suatu perencanaan lima tahun tidak tercapai maka digulirkan pada sasaran lima
tahun berikutnya;
4.
Master Plan, Strategic Planning, dan Operational Planning, dilihat berdasarkan
skala prioritas dalam pengembangan kelembagaan.
(dikutip dari Materi Perkuliahan
Perencanaan Pendidikan Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (Lektor K (L kt Kepala, Ad i i t l
Administrasi Pendidikan FIP-UPI) i P didik FIP UPI).
Dimana
proses teori kurikulum dalam kontek teori pendidikan?)
Disekolah, proses teori kurikulum dalam kontek teori
pendidikan diimplimentasikan dengan pola pembiasaan kepada peserta didik.
JAWABAN Point c).
Bagaimana
perkembangan teori kurikulum semenjak awalnya sampai saat ini?
Perkembangan teori
kurikulum :
- Franklin Bobbit : kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlah kecakapan, diperoleh melalui pendidikan yakni penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi à TUJUAN Kurikulum. Keseluruhan tujuan & pengalaman menjadi bahan kajian teori kurikulum
- 1920 : pengaruh pendidikan progresif berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada anak. Isi kurikulum didasarkan pada minat & kebutuhan siswa
- Caswell : konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat à kurikulum interaktif yang menekankan pada partisipasi guru
- 1947 : dirumuskan 3 tugas teori kurikulum :
–
Identifikasi masalah yang muncul dalam
pengembangan kurikulum
–
Menghubungkan masalah dengan struktur yang
mendukungnya
–
Meramalkan pendekatan di masa yang akan
datang
- Ralph W Tyler : 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum :
- Tujuan
- Pengalaman pendidikan
- Organisasi pengalaman
- Evaluasi
- 1963 : Beauchamp : teori kurikulum berhubungan erat dengan teori-teori lain
Othanel Smith : sumbangan filsafat terhadap
teori kurikulum (perumusan tujuan & penyusunan bahan)
7. Mc
Donald (1964) : 4 sistem dalam persekolahan yakni kurikulum,
pengajaran, mengajar, belajar
8. Beauchamp
(1960 – 1965) : 6 komponen kurikulum sebagai bidang studi (1) landasan
kurikulum, (2) isi kurikulum, (3) disain kurikulum, (4) rekayasa kurikulum, (5)
evaluasi kurikulum, (6) penelitian dan pengembangan
9. Mauritz
Johnson (1967) : membedakan kurikulum (tujuan) dengan proses
pengembangan kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari pengajaran
Apa
saja yg dijadikan sumber dalam pengembangan kurikulum?
Sumber pengembangan kurikulum banyak pihak
yang turut berpartisifasi, yaitu :adminstator pendidikan, ahli pendidikan, ahli
kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru dn orang tua murid serta tokok-tokoh
masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang terus menerus terlibat dalam
pengembangan kurikulum adalah adminstrator pendidikan, guru dan orangtua.
Apakah teori kurikulum sama maknanya
dengan pengembangan teori kurikulum? Apa saja yg dibicarakan dalam teori
kurikulum? Apa saja yg dijadikan sumber dalam pengembangan kurikulum?
Jawabannya :
Salah
satu sub teori dari teori pendidikan adalah teori kurikulum. Bekembangnya teori
kurikulum ikut andil menjadikan teori pendidikan semakin besar
dan pesat. Susunan hierarki teori pendidikan dengan subteori dan teori yang
memayunginya dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Teori-Teori IPSTeori-Teori Pengajaran
Teori-Teori Bimb & Kons
Teori-Teori Kurikulum
Teori-Teori Evaluasi
Teori-Teori Administrasi
Teori-Teori Ilmu Pendidikan
Teori-Teori Desain Kurikulum
Teori-Teori Rekayasa Kurikulum
Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum.
Konsep terpenting yang perlu mendapat penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum.
1. Konsep kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:
Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk:
(1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis,
(2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru,
(3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif,
(4) mengembangkan sub-subteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum.
Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.
2. Perkembangan teori kurikulum
Perkembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangannya. Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan Charles dan McMurry, tetapi secara definitif berawal pada hasil karya Franklin Babbit tahun 1918. Bobbit Bering dipandang sebagai ahli kurikulum yang pertama, is perintis pengembangan praktik kurikulum. Bobbit adalah orang pertama yang mengadakan analisis kecakapan atau pekerjaan sebagai cara penentuan keputusan dalam penyusunan kurikulum. Dia jugalah yang menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengidentifikasi kecakapan pekerjaan dan kehidupan orang dewasa sebagai dasar pengembangan kurikulum.
Menurut Bobbit, inti teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama, terbentuk oleh sejumah kecakapan pekerjaan. pendidikan berupaya mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Kecakapan-kecakapan yang harus dikuasai untuk dapat terjun dalam kehidupan sangat bermacam-macam, bergantung pada tingkatannya maupun jenis lingkungan. Setiap tingkatan dan lingkungan kehidupan menuntut penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi tertentu. Hal-hal itu merupakan tujuan kurikulum. Untuk mencapai hal-hal itu ada serentetan pengalaman yang harus dikuasai anak. Seluruh tujuan beserta pengalaman-pengalaman tersebut itulah yang menjadi bahan kajian teori kurikulum.