TUGAS
MAKALAH
Mata kuliah Perencanaan Media Pembelajaran
PROPOSAL
PENELITIAN
Dr. Indrati Kusumaningrum. M.Pd
OLEH:
RAHMA ZUANTY. Z, SE
PRODI : TP/B
Nirm : 1109873
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
DI UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011/2012
PERENCANAAN MEDIA
PEMBELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SIKLUS AKUNTANSI DALAM MENGELOLA JURNAL (ENTRY
JURNAL)
Bab I
Pendahuluan
Pengertian
media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara
sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media adalah segala bentuk dan
saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT Task
Force,1977:162) ( dalam Latuheru,1988:11). Robert Heinich dkk (1985:6) mengemukakan
definisi medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source)
dan penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut pandang yang sama,
Kemp dan Dayton (1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses
komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan
pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).
Jerold
Kemp (1986) dalam Pribadi (2004:1.4) mengemukakan beberapa faktor yang
merupakan karakteristik dari media, antara lain :
a.
kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation)
b.
faktor ukuran (size); besar atau kecil
c.
faktor warna (color): hitam putih atau berwarna
d.
faktor gerak: diam atau bergerak
e.
faktor bahasa: tertulis atau lisan
f. faktor
keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja,
atau gabungan antara gambar dan suara.
A. Teori-Teori Pembelajaran
Teori Belajar yang sesuai dengan Media Pembelajaran
Teori pembelajaran
berprogram (programmed instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969 dari
pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut
memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan
pembelajaran dan belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi
dan produk. Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran,
terutama diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori
pembelajaran berprogram (programmed instructions). Selanjutnya sesuai
dengan keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh
pengembangnya. * Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan
menggunakan kata, simbol maupun grafis. * Prinsip-prinsip ilmu kognitif
diterapkan media maupun tugas
belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan
berbeda, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis
atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik
komputer). PembelajaranDefinisi
AECT 1994, dirumuskan berlandaskan lima bidang garapan dari Teknologi
Pembelajaran, yaitu : Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan
Penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang Teknologi
Pembelajar . Teori pembelajaran berprogram (programmed instructions).
Selanjutnya, pada tahun 1969 dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang
preskriptif tentang desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian
pusat-pusat desain bahan pembelajaran.
Kawasan Teknologi PembelajaranDefinisi
AECT 1994, dirumuskan berlandaskan lima bidang
garapan dari Teknologi Pembelajaran, yaitu :
Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan
Penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan
(domain) dari bidang Teknologi Pembelajaran.
Di bawah ini akan diuraikan kelima kawasan
tersebut, dengan sub kategori dan konsep
yang terkait :1. Kawasan DesainYang dimaksud
dengan desain disini adalah proses untuk
menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain
bermula dari gerakan psikologi pembelajaran,
terutama diilhami dari pemikiran B.F. Skinner
(1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed
instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969 dari
pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang
preskriptif tentang desain turut memicu kajian
tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain
bahan pembelajaran dan terprogram, seperti Learning
Resource and Development Center pada tahun
1960 semakin memperkuat kajian tentang desain.
Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an,
Robert Glaser, selaku Direktur dari Learning
Resource and Development Center tersebut menulis
dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai
inti dari Teknologi Pendidikan.Aplikasi teori sistem
dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi
pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan
Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran
secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu
metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari
psikologi pembelajaran.Perhatian terhadap desain pesan
pun berkembang selama akhir 1960-an dan
pada awal 1970-an.
Klasifikasi Teori Akuntansi
1. Teori sebagai bahasa
a. Teori sintaksis
Adalah
ilmu tentang logika/tata bahasa. Teori ini dalam akuntansi berhubungan dengan
struktur pengumpulan data dan pelaporan keuangan yang mencoba menerapkan
praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan
harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan
kejadian-kejadian tertentu. Sintaksis penting dalam akuntansi karena
berhubungan logis dengan bagian lainnya.
b. Teori interpretasional (semantic)
Adalah
ilmu tentang makna bahasa. Dalam akuntansi, teori ini diperlukan untuk
memberikan pengertian tentang konsep-konsep akuntansi akuntansi sehingga
sehingga penafsiran konsp-konsep oleh pembuat (akuntan) sama dengan penafsiran
para pemakai laporan akuntansi. Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat
diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur
akuntansi itu sendiri. Misalnya, laba merupakan konsep buatan yang mencerminkan
kelebihan pendapatan atas beban, setelah diterapkan suatu aturan untuk mengukur
pendapatan dan beban.
c. Teori perilaku (pragmatic)
Adalah
ilmu tentang pengaruh bahasa. Dalam akuntansi menekankan pada pengaruh laporan
akuntansi terhadap perilaku atau pengambilan keputusan. Sasarannya pada
relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan
perilaku individu/kelompok akibat penyajian informasi tersebut, serta pengaruh
laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen perusahaan, dan pengaruh umpan
balik terhadap tindakan akuntan dan auditor. Jadi teori ini menilai
pengaruh-pengaruh ekonomi, psikologis, dan sosiologis dari prosedur-prosedur
akuntansi dan media pelaporannya.
2. Teori sebagai pemikiran
a. Pemikiran deduktif
Penalaran
deduktif dalam akuntansi adalah penarikan dari tujuan dan postulat
(generalisasi) menjadi prinsip-prinsip yang spesifik dan logis sebagai dasar
penerapan yang konkrit/praktis. Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat
penting karena tujuan yang berbeda akan mensyaratkan struktur yang sama sekali
berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Kelemahan metode
deduktif adalah jika postulat dan premis salah. Maka kesimpulannya juga akan
salah. Pendekatan ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa
menurunkan prinsip-prinsip yang realistis dan berguna atau untuk memberikan
dasar bagi aturan-aturan praktis.
b. Pemikiran induktif
Proses
induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan pengukuran yang
spesifik. Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan
perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi
prinsip dapat dirumuskan, sehingga prinsip baru dapat ditemukan. Misalnya,
pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan
histories dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk
kas yang akan diterima dari pelanggan di masa yang akan datang. Keunggulan
pendekatan induktif adalah tidak dibatasi oleh model/struktur yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap
relevan. Kelemahan dari pendekatan ini adalah : q Data mentah mungkin berbeda
bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit untuk
menarik generalisasi dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya, hubungan antara total
pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan untuk beberapa perusahaan,
tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor histories merupakan pengukuran
yang baik untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa yang akan datang
dalam seluruh kasus. q Para pengamat cenderung dipengaruhi oleh ide-ide di
bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.
Dengan metode deduktif, penerapan dan aturan-aturan praktis disimpulkan dari
postulat dan bukan dari pengamatan praktek. Dengan metode induktif,
prinsip-prinsip dapat dismpulkan dari praktek terbaik yang sedang berlaku.
3. Teori sebagai panduan
a. Deskriptif (positive)
Teori
deskriptif mengemukakan dan menjelaskan informasi keuangan apa yang disajikan
dan dikomunikasikan kepada para pemakai laporan keuangan serta bagaimana
penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori-teori induktif menurut sifatnya
biasanya bersifat positif.
b. Preskriptif (normative)
Teori
normatif mencoba menetapkan data apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana
data itu harus disajikan. Berarti, teori ini menjelaskan apa yang seharusnya
dan bukan apa yang sebenarnya disajikan. Pertanyaan normative mencoba
mengungkapkan cara terbaik untuk mempertanggungjawabkan suatu transaksi.
Sedangkan pertanyaan positif mencoba mengungkapkan bagaimana manajemen dan
pihak-pihak lainnya memutuskan cara mana yang terbaik bagi mereka. Teori
akuntansi telah didefinisikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip logis yang
koheren, yang bertujuan untuk : q Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
prinsip-prinsip yang ada sekarang kepada para praktisi, investor, manajer, dan
mahasiswa. q Memberikan kerangka dasar konseptual untuk mengevaluasi
praktik-praktik akuntansi yang ada sekarang. q Mengarahkan perkembangan praktek
dan prosedur baru. Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk
seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat
digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur
dan praktek baru.
Tujuan Kualitatif Informasi keuangan akan bermanfaat bila
dipenuhi ketujuh kualitas berikut :
1. Relevan Relevansi
Suatu
informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Dalam mempertimbangkan
relevansi daripada informasi yang bersifat umum (general purpose information),
perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan
khusus pihak-pihak tertentu; dengan demikian, suatu informasi mungkin mempunyai
tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu, sementara kecil
relevansinya bagi kegunaan yang lain.
2. Dapat dimengerti
Informasi
harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan
istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. Dalam hal ini, dari
pihak pemakai juga diharapkan adanya pengertian/pengetahuan mengenai
aktivitas-aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi kcuangan, serta
istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
3. Daya uji
Pengukuran
tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapat yang
subyektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia di dalam proses
pengukuran dan penyajian infomiasi, sehingga proses tersebut tidak lagi
berlandaskan pada realita obyektif seniata. Dengan demikian untuk meningkatkan
manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oich para penguk-ur yang
independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
4. Netral
Informasi
harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan
dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan
informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
5. Tepat waktu
Informasi
harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk
membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari
tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya banding
Informasi
dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan
laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama. Adanya
pelbagai alternatif praktek akuntansi dewasa ini menyulitkan tercapainya daya
banding antar perusahaan; dalam pada itu penekanan harus dilakukan pada
tercapainya daya banding antar periode dalam satu perusahaan, yaitu dengan
menerapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun, atau yang lebih
dikenal dengan prinsip konsistensi. Namun hal ini tidak berarti bahwa
perusahaan tidak boleh merubah metode akuntansi yang selama ini dianutnya.
Perusahaan tetap diperkenankan melakukan perubahan atas metode/prinsip yang
dianut, bila prinsip yang baru tersebut dianggap lebih baik. Selanjutnya, sifat
dan pengaruh serta alasan dilakukannya perubahan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan periode teradinya perubahan.
7. Lengkap
Informasi
akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat
memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas; dapat juga diartikan
sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.
Standar ini tidak hanya menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang
penting, melainkan juga penyajian fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga
tidak akan menyesatkan pembacanya. Untuk itu, maka harus terdapat klasifikasi,
susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula semua
fakta atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan
keputusan, harus diungkapkan dengan jelas.
Asumsi Dasar
Ada
beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu :
1.
Kesatuan usaha khusus (separate entity/economic entity), Di dalam konsep ini,
perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah
dari pemiliknya. Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai “unit
akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain.
Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik.
Dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari
transaksi-transaksi pemilik, dan oleh karenanya, maka semua pencatatan dan
laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
2.
Kontinyuitas usaha (going concem/continuity), Konsep ini menganggap bahwa suatu
perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi
likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap
anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan
usaha, kontrak-kontrak, dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat
berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan
pada konsep ini. Sebagai contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi. Jadi
bila tidak terdapat bukit yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan
berhenti usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus.
Tetapi apabila terdapat bukti yang jelas bahwa suatu perusahaan itu umumya
terbatas, misalnya dalam hal joint ventures, maka anggapan kontinuitas usaha
ini tidak lagi digunakan.
3.
Penggunaan unit moneter dalam pencatatan (monetery unit/unit of measure),
Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi
itu bias menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk
mengatasi masalah ini, maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan di
dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu.
Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara dimana perusahaan itu
berdiri.
4.
Tepat waktu (time-period/periodicity) Kegiatan perusahaan berjalan terus dari
periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda.
Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode
tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan-laporaon keuangan ini
harus dibuat tepat pada waktunya, agar berguna bagi manajemen dan kreditur.
Oleh karena itu perlu dilakukan alokasi ke periode-periode untuk
transaksi-transaksi yang mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan
dengan taksiran-taksiran. Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan
yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode
berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan
menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuaian
terhadap laporan keuangan periode itu.
Konsep Dasar Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip
akuntansi adalah prinsip biaya (historis cost principle), prinsip mempertemukan
(matching principle), prinsip konsistensi (consistency principle), dan prinsip
lengkap (full disclosure).
Berikut
ini diberikan penjelasan atas masing-masing prinsip tersebut.
1.
Prinsip Biaya Historis ( Historical Cost Principle)
Prinsip
ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang,
modal, dan biaya. Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran
yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga
perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara dua belah pihak yang
bebas (arm’s-length transaction). Harga pertukaran ini dapat terjadi pada
seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang,
modal atau transaksi lainnya.
2.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Pendapatan adalah
aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa
yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang
digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya
yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. Istilah
pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam
pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aktiva dan
lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam
jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan. Biasanya
pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada
saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang
diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga
timbul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan.
Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi
selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima. 3. Prinsip Mempertemukan
(Matching Principle) Yang dimaksud dengan prinsip mempertemukan biaya adalah
mempertemukan biaya dengan pendapatan yang tirnbul karena biaya tersebut
Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode.
Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya
sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu
pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat
diakuinya pendapatan. Penerapan prinsip ini. juga menghadapi beberapa
kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang
jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan biaya dengan
pendapatannya. Sebagai contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan
dengan pendapatan perusahaan. Kesulitan seperti ini diatasi dengan cara
membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya. Biasanya biaya-biaya
seperti ini disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban
baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang
jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan. Kesulitan
yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa
periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi
menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar
alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir
semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual
basis) dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal
penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.
3.
Prinsip Konsistensi (Consistensy Principle)
Agar
laporan keuangan dapat dibandinqkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode
dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara
suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan
selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. Konsistensi tidak dimaksudkan
sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan
perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat
(selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus
dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap
perubahan metode atau prinsip tersebut.
4.
Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclousure Principle)
Yang
dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap (full disclousure) adalah
menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang
disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode
dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk
memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya
keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
(a)
catatan kaki/footnote
(b)
dalam laporan keuanqan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang
bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu dan
(c)
berbagai lampiran-lampiran.
Keterangan
tambahan dengan menggunakan catatan kaki/footnotes biasanya karena tidak
diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat.
Catatan
kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
Ø
Prinsip akuntansi yang digunakan.
Ø
Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi,
taksiran-taksiran, kesatuan usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi
kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan terhadap
perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif, retroaktif, dan
lain-lain.
Ø
Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat
Ø
Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.
Ø
Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau
warrant untuk saham dan lain-lain. Keterangan tambahan yang dibuat sebagai
lampiran laporan keuangan biasanya digunakan untuk menunjukkan
perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah tertentu, atau
menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasarkan indeks harga (price level
adjustment).
B. Teori-teori Media Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan dikenal 3 teori belajar yaitu teori
belajar behavioristik, kognitif, dan konstruktivisme. Ketiga teori tersebut
didasarkan pada bagaimana cara siswa mendapatkan pengetahuan.
1.
Teori belajar behavioristik, teori ini
beranggapan belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Bisa dikatakan dalam teori ini untuk mendapatkan pengetahuan siswa
diberikan pelajaran secara terus menerus, contohnya untuk belajar menghitung
pajak yang terhutang siswa diminta atau disuruh untuk menghafalkan rumus dan
berulang-ulang mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi tersebut.
2.
Teori belajar kognitif dalam
teori ini siswa dianjurkan untuk belajar sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek
fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh
pertanyaan tilikan dari guru.
3.
Teori konstruktivis. Teori ini menyatakan
bahwa siswa harus menemukan sendiri pengetahuaannya. Satu prinsip yang paling
penting dalam teori konstruktivis adalah bahwa guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan
di dalam benaknya. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat
anak tangga tersebut.
Contoh Pemanfaatan Media
Pembelajaran di SMK
Di atas adalah tulisan yang
menjadi dasar teori tentang mengapa guru harus memanfaatkan media pembelajaran
dan apa manfaat yang diperoleh dari penggunaan media pembelajaran. Pada
dasarnya media pembelajaran adalah sarana untuk mempermudah dalam memahami sebuah
materi atau suatu konsep. Media pembelajaran sendiri diklasifikasikan menjadi 4
yaitu:
1.
media audio
2.
media visual
3.
media audo visual
4.
media serbaneka.
Media pembelajaran untuk
SMK bisa berwujud sesuai bentuk aslinya
atau replika untuk memudahkan pemahaman siswa.
Salah satu media pembelajaran yang pernah saya manfaatkan
adalah dengan memebrikan contoh bukti-ukti trasaksi misalnya Kwitansi, Wesel,
Bilyet giro, cek Nota, faktur dan
lainnya. Media pembelajaran bisa disebut juga dengan alat peraga, hampir setiap
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk SMk harus menyediakan media
peraga, alasannya jelas seperti tertulis di atas.Dalam belajar menjurnal kelas 1 SMK yang merupakan awal siswa mengenal bukti transaksi , penggunaan media pembelajaran menjadi sangat penting untuk membantu siswa memahami dan membuat jurnal umum. Media pembelajaran yang saya gunakan adalah media yang mungkin juga banyak guru tahu dan gunakan, yaitu contoh bentuk bukti-buti transaksi yang di pergunakan secara umum di luar.
Pertama adalah guru bertanya tentang informasi awal yang siswa ketahui, mulai dari melihat, mengeathui dan membedakan . Lalu guru menujukkan contoh bukati-bukti transaksi. Guru melakukan tanya jawab, siswa di berikan photo copy bukti tansaksi tersebut selanjutnya siswa di minta untuk mencoba mengisi tersebut. Pada tahap selanjutnya ketika siswa sudah bisa dalam menggunakan media pembelajaran guru membagikan media pembelajaran dan Lembar Kerja Kelompok (LKK). LKK bukanlah soal tetapi lebih pada langkah-langkah kegiatan yang harus siswa lakukan dan kelompok diskusikan sehingga siswa mampu menemukan sendiri konsep luas melalui langkah-langkah dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKK.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya, menyampaikan pendapat atau ide, dan mengkomunikasikan hasil diskusi dan pekerjaannya di depan kelas. Siswa tidak hanya menghafalkan penggunaan, penulisan dari bukti-bukti transaksi. Dengan penggunaan media pembelajaran siswa terlihat antusias untuk mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Apalagi setelah kerja kelompok dan pembahasan hasil kerja kelompok diadakah permainan.
Dalam permainan tersebut aturannya adalah setiap perwakilan kelompok maju ke meja permainan. Nantinya semua siswa akan maju ke meja permainan secara bergantian. Lalu ditentukan pemain, pembaca soal dan penantang. Pemain akan memilih kartu soal yang yang akan dibacakan lalu dijawab terus bergantian sampai semua siswa mendapat gilirannya. Setelah semua siswa sudah maju ke meja permainan lalu dihitung jumlah skor yang didapat masing-masing kelompok. Skor yang tertinggi akan mendapatkan penghargaan.
Di dalam kelas tidak hanya hasil belajar akhir melalui tes evaluasi saja yang dinilai, tetapi juga aktivitas siswa atau proses menjadi bahan penilaiaan. Aktivitas siswa disetiap langkah-langkah pembelajaran juga perlu dicatat.
Itulah sedikit contoh pemanfaatan media pembelajaran di SMK dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Game Tournaments). Dalam memilih media tentu saja didasarkan materi apa yang dipelajari dan kemungkinan yang paling bisa membantu siswa dalam memahami dan menemukan pengetahuaannya. Pengunaan media pembelajaran terlebih dahulu haruslah media yang dekat dengan lingkungan siswa.
Sebuah pengetahuan akan bisa tertanam dengan baik dan berkembang jika siswa dalam belajar mampu untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Dengan menggunakan media pembelajaran yang dihadirkan guru bisa menuntun siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Peran guru sebagai fasilitator tidak hanya menyediakan media pembelajaran yang bersifat fisik saja tetapi juga mampu untuk menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan siswa agar dapat menemukan dan membangun pengetahuannya. Karena siswa SMK sudah dapat berpikir secara abstrak masih berpikir kongret segala sesuatu yang dipelajarinya harus diusahakan dalam bentuk nyata. Guru diusahakan mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Oleh sebab itu selain guru menggunakan metode atau model pembelajaran yang beragam juga senantiasa memanfaatkan media pembelajaran.
BAB II
ANALISIS KELAS
A. Analisis Kelas Dengan
Pendekatan ASSURE
Model ASSURE
Model ASSURE merupakan
suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005)
model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
Analyze Learners
States Objectives
Select Methods, Media,
and Material
Utilize Media and
materials
Require Learner
Participation
Evaluate and Revise
a.
Analisis
Pelajar
Menurut Heinich et al
(2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan
disesuaikan dengan cirri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan
medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005
menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada
tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan
cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.
b.
Menyatakan
Tujuan
Menyatakan tujuan adalah
tahapan ketika menentukan tujuan pembeljaran baik berdasarkan buku atau
kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah
dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
c.
Pemilihan
Metode, Media dan Bahan
Heinich et al. (2005)
menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu
menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan
memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah
terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
d.
Penggunaan
Media dan bahan
Menurut Heinich et al
(2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview
bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman
pembelajaran.
e.
Partisipasi
Pelajar di dalam kelas
Sebelum pelajar dinilai
secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti
memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
f.
Penilaian
dan Revisi
Sebuah media
pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak
pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya
menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan
media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
MODEL
ASSURE
Model ASSURE merupakan langkah
merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan
memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi
tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model
tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino (2007:86) A yang berarti Analyze
learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua
berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize
technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan
E berarti Evaluated and revise.
Langkah pertama dalam merencanakan
ruang kelas adalah dengan mengindentifikasi dan menganalisis karakteristik
pebelajar yang disesuaikan dengan hasil belajar. Jawaban sementara terhadap
identifikasi dan analisis ini akan menjadi pemandu dalam mengambil keputusan
saat merancang kegiatan pembelajaran. Yang perlu diperhatikan adalah
karakteristik umum, kompetensi dasar spesifik seperti pengetahuan, kemampuan
dan sikap serta memperhatikan gaya belajar.
Langkah kedua dengan menyatakan
standard an tujuan pembelajaran yang spesifik untuk kegiatan yang dilakukan.
Tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memperjelas tujuan, perilaku yang
diinginkan, kondisi dan kinerja yang akan diamati dan tingkat pengetahuan atau
kemampuan baru yang akan dikuasai pebelajar.
Langkah ketiga setelah menganalisis
dan menyatakan standard an tujuan pembelajarann, maka tugas selanjutnya adalah
membangun jembatan diantara keda titik tersebut dengan memilih strategi
pengajaran, teknologi dan media yang disesuaikan, serta memutuskan materi yang
akan diberikan.
Langkah selanjutnya adalah dengan
melibatkan peran pembelajar untuk menggunakan terknologi, strategi dan materi
untuk membantu pebelajar mencapai tujuan belajar. Dan dalam melibatkan peran
guru sebagai fasilitator, langkah kelima dengan melibatkan partisipasi
pebelajar. Agar efektif, pengajaran sebaiknya mengharuskan keterlibatan aktif
secara mental. Sebaiknya aktivitas yang terjadi itu memungkinkan pebelajar menerapkan
pengetahuan atau kemampuan baru dan menerima umpan balik. Pada prakteknya bias
saja melibatkan kemandirian pebelajar, pengajaran yang dibantu komputer,
kegiatan internet atau kerja kelompok.
Sedangkan langkah terakhir adalah
mengevaluasi dan merevisi. Setelah melaksanakan pembelajaran di ruang kelas,
penting untuk mengevaluasi dampak kegiatan yang telah berlangsung terhadap
pebelajar. Penilaian sebaiknya tidak memeriksa tingkat dimana pebelajar dapat
mencapai tujuan belajar, namun juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan
dampak penggunaan teknologi dan media. Hal itu dapat dicocokkan antara tujuan
belajar dan hasil belajar pebelajar.
B.
Analisis Siswa
Dalam aspek perencanaan misalnya, guru dituntut untuk mampu mendesain perencanaan yang memungkinkan secara terbuka siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya., seperti kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran, kemampuan menyusun dan menyajikan materi atau pengalaman belajar siswa, kemampuan untuk merancang desian pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kemampuan menentukan dan memanfaatkan media dan sumber belajar, serta kemampuan menentukan alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran.
Analsis siswa yang dilakukan adalah siswa kelas 10 Akuntansi
1 di SMK Negeri I Tembilahan. ke
C.
Tentang Tujuan dan Standar yang
diharapkan (Termasuk KKM )
Program Keahlian Akuntansi
adalah program membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan
sikap, dan bertujuan :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
2. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
3. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan
4. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
5. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam Program Keahlian Akuntansi.
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
7. Tujuan program keahlian Akuntansi adalah menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai setiap serta sikap yang terintegrasi dan kecakapan kerja dalam bidang akuntansi dengan menerapkan kewiraswastaan serta mampu mengadaptasi perkembangan masyarakat yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta dapat memenuhi tuntutan dunia kerja sekarang dan masa yang akan datang.
8. Memberikan bekal kepada siswa untuk memahami bagaimana membuat pembukuan secara baik dan benar serta memiliki kompetensi dari setiap materi pelajaran akuntansi.
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
2. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
3. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan
4. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
5. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam Program Keahlian Akuntansi.
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
7. Tujuan program keahlian Akuntansi adalah menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai setiap serta sikap yang terintegrasi dan kecakapan kerja dalam bidang akuntansi dengan menerapkan kewiraswastaan serta mampu mengadaptasi perkembangan masyarakat yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta dapat memenuhi tuntutan dunia kerja sekarang dan masa yang akan datang.
8. Memberikan bekal kepada siswa untuk memahami bagaimana membuat pembukuan secara baik dan benar serta memiliki kompetensi dari setiap materi pelajaran akuntansi.
KKM yang ditetapkan :
Lampiran 1
D.
Media Yang Tepat
Media yang Saya gunakan adalah :
1.
Media Proyeksi Diam
Beberapa jenis media yang
termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam
penyajiannya. Ada kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual
saja, atau disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan
yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya
berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam
(pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya
memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk
mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau
individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu
menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna,
animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada
jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang,
dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.
2.
Media Grafis
Pada prinsipnya semua jenis
media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual
dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki
adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat
memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia
berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya,
terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan
visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis
media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif.
Contoh media yang digunakan : Modul dan Power point ada pada Lapiran
2
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah :
SMK N I Tembilahan
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / Semester :
X / I (Satu)
Pertemuan ke..... :
I (Pertama)
Standar Kompetensi :
Mengelola entry jurnal
Kode Kompetensi :
JAP.TA02.003.01
Kompetensi
Dasar : Memeriksa dokumen sumber
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Indikator :
1. Dokumen
sumber diperiksa
2. Otorisasi oleh pihak yang berwenang dalam
dokumen sumber diperiksa
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini
peserta didik mampu :
Pertemuan ke :
Menjelaskan pengertian, kegunaan dan jenis-jenis jurnal
Membedakan jurnal umum dan jurnal khusus
Menyiapkan dokumen sumber
Mengelompokkan dokumen sumber
Memeriksa dokumen sumber
Mengetahui keabsahan suatu dokumen
Memeriksa dokumen sumber
II.Materi Ajar
Pertemuan ke :
Pengertian, kegunaan dan jenis-jenis jurnal
Pengolahan data dokumen sumber diotorisasi oleh pihak
yang berwenang
Syarat – syarat keabsahan dari suatu dokumen.
III Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Portofolio
Pratik
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
ke
1. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
:
a. Menciptakan lingkungan : salam pembuka
b. Guru mengulang kembali materi tentang
analisa bukti transaksi
yang dipelajari pada pertemuan yang
lalu
c. Guru melakukan pretest tentang materi
yang dipelajari pertemuan
yang lalu.
|
25’
|
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Inti :
a. Guru
menjelaskan materi tentang pengertian, kegunaan dan jenis-
jenis
jurnal
b. Guru
menjelaskan tentang perbedaan jurnal umum dan jurnal
khusus.
c. Siswa
secara langsung bertanya pada guru tentang pelajaran yang
belum
dipahami dan dimengerti.
d. Guru dan
siswa bersama-sama meneliti keabsahan dan
mengelompokkan dokumen sumber.
|
125’
|
3. Kegiatan Pembelajaran
Penutup
:
a. Guru
memberikan penegasan kembali tentang meteri yang baru
dipelajari
b. Guru
memberikan post test kepada siswa tentang materi yang telah
dipelajari
c.
Menciptakan lingkungan: salam penutup
|
30’
|
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran
Alat : Alat tulis
Bahan : Dokumen sumber
Sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran ini sebagai berikut :
- Modul
- Buku referensi
Dasar-dasar akuntansi
SMK, Drs. Hendri Somantri
Dasar-dasar akuntansi Edisi 4, Al Haryono Yusup
6.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan melalui
penilaian proses dan portofolio
( Dengan soal
dan kunci jawaban terlampir )
Mengetahui Guru
Mata Pelajaran
Kepala Sekolah Siklus
Akuntansi
(
DRS. A S M A R )
( RAHMA ZUANTY, Z. SE )
Nip. 19651007 199001 1 004 Nip. 19671011 200701 2 002
Soal Tertulis :
Kerjakan
soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar :
- Jelaskan pengertian, kegunaan dan jenis-jenis jurnal
- Jelaskan perbedaan jurnal umum dan jurnal khusus
- Sebutkan cirri-ciri keabsahan dari suatu dokumen sumber
Kunci
jawaban :
1.
a.
Jurnal adalah catatan transaksi keuangan yang pertama-tama dibuat bersumber
dari bukti dokumen sumber
b.
Mengurangi adanya kesalahan pencatatan ke buku besar
c.
Jenis – jenis jurnal : Jurnal umum, khusus, penyesuaian, pembalik dan penutup
2. Jurnal umum adalah semua jenis transaksi
dicatat dalam satu format jurnal
Jurnal khusus adalah mencatat dokumen –
dokumen ke dalam beberapa format khusus yang disesuaikan dengan fungsi masing –
masing jurnal
3.
Tanda tangan yang berwenang, nilai nominal, tanggal dokumen
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah :
SMK I Tembilahan
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / Semester :
X / I (Satu)
Pertemuan ke..... :
2 (Kedua)
Standar Kompetensi :
Mengelola entry jurnal
Kode Kompetensi :
JAP.TA02.003.01
Kompetensi
Dasar : Mencatat dokumen sumber ke
dalam jurnal
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (2 x Pertemuan)
Indikator :
1. Jurnal diotorisasi sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan
2. Data dicatat ke dalam sistem secara akurat
dan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan
3. Transaksi secara tepat dialokasikan ke
dalam sistem dan akun
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini
peserta didik mampu :
Pertemuan ke :
Mengidentifikasi akun –akun yang akan didebet dan
dikredit
Mengidentifikasi jumlah rupiah yang akan didebet dan
dikredit
Mencatat data dari dokumen sumber ke dalam jurnal umum
II.Materi Ajar
Pertemuan ke :
1 sampai dengan 3
Menyiapkan format jurnal
Mengidentifikasi akun – akun dan jumlah rupiah yang akan
didebet dan dikredit
Pencatatan data dari dokumen sumber ke dalam jurnal umum
III Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Portofolio
Pratik
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
ke
1. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
:
a. Menciptakan lingkungan : salam pembuka
b. Guru mengulang kembali materi tentang
dokumen sumber dan
pengertian jurnal yang dipelajari
pada pertemuan yang lalu
|
20’(setiap
kali pertemuan)
|
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Inti :
a. Guru
menjelaskan bagaimana mengidentifikasi akun-akun dan
jumlah
rupiah yang akan didebet dan dikredit
b. Menyiapkan
dan menjelaskan materi tentang format jurnal umum
dan cara
pencatatannya
c. Siswa
diminta mengerjakan latihan-latihan soal jurnal umum
d. Siswa
secara langsung bertanya pada guru tentang pelajaran yang
belum
dipahami dan dimengerti.
|
130’(setiap
kali pertemuan)
|
3. Kegiatan Pembelajaran
Penutup
:
a. Guru
memberikan penegasan kembali tentang meteri yang baru
dipelajari
b.
Menciptakan lingkungan: salam penutup
|
30’(setiap kali pertemuan)
|
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran
Alat : Alat tulis
Bahan : Dokumen sumber
Sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran ini sebagai berikut :
-
Modul
- Buku referensi
Dasar-dasar akuntansi
SMK, Drs. Hendri Somantri
Dasar-dasar akuntansi Edisi 4, Al Haryono Yusup
6.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan melalui penilaian
proses dan portofolio
Mengetahui Guru
Mata Pelajaran
Kepala Sekolah Siklus
Akuntansi
( DRS. A S M
A R ) (
RAHMA ZUANTY, Z. SE )
Nip.
19651007 199001 1 004 Nip. 19671011 200701 2 002
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah :
SMK I Tembilahan
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / Semester :
X / I (Satu)
Pertemuan ke..... :
3 (Tiga)
Standar Kompetensi :
Mengelola entry jurnal
Kode Kompetensi :
JAP.TA02.003.01
Kompetensi
Dasar : Mencatat dokumen sumber ke
dalam jurnal
Alokasi Waktu : 20 x 45 menit ( 5 x Pertemuan)
Indikator :
1. Jurnal diotorisasi sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan
2. Data dicatat ke dalam sistem secara akurat
dan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan
3. Transaksi secara tepat dialokasikan ke
dalam sistem dan akun
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini
peserta didik mampu :
Pertemuan ke :
Mencatat data dari dokumen sumber ke dalam jurnal khusus
II.Materi Ajar
Pertemuan ke :
Tentang jurnal khusus ( dilihat Modul Jurnal hal... )
III Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Portofolio
Pratik
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
ke
1. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
:
a. Menciptakan lingkungan : salam pembuka
b. Guru memberikan pre test untuk materi
jurnal umum
c. Guru mengulang kembali materi tentang
dokumen sumber dan
pengertian jurnal yang dipelajari
pada pertemuan yang lalu
|
20’(setiap
kali pertemuan)
|
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Inti :
a. Guru
menjelaskan tentang jurnal khusus secara umum
b. Guru
menjelaskan materi tentang format jurnal khusus
dan
memberikan contoh –contoh cara pencatatannya
c. Siswa
diminta mengerjakan latihan-latihan soal jurnal khusus
d. Siswa
secara langsung bertanya pada guru tentang pelajaran yang
belum
dipahami dan dimengerti.
|
130’(setiap
kali pertemuan)
|
3. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Penutup :
a. Guru
memberikan penegasan kembali tentang meteri yang baru
dipelajari
b. Guru memberikan tugas untuk pekerjaan
rumah kepada siswa tentang materi yang dipelajari
c.
Menciptakan lingkungan: salam penutup
|
30’(setiap kali pertemuan)
|
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran
Alat : Alat tulis
Bahan : Dokumen sumber
Sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran ini sebagai berikut :
-
Modul
- Buku referensi
Dasar-dasar akuntansi
SMK, Drs. Hendri Somantri
Dasar-dasar akuntansi Edisi 4, Al Haryono Yusup
6.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan melalui
penilaian proses dan portofolio
(Dengan soal
dan kunci jawaban terlampir)
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
Siklus Akuntansi
( DRS. A S M
A R ) (
RAHMA ZUANTY, Z. SE )
Nip.
19651007 199001 1 004 Nip. 19671011 200701 2 002
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah :
SMK I Tembilahan
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / Semester :
X / I (Satu)
Pertemuan ke..... :
4 (Empat)
Standar Kompetensi :
Mengelola entry jurnal
Kode Kompetensi :
JAP.TA02.003.01
Kompetensi
Dasar : Mencatat dokumen sumber ke
dalam jurnal
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (2 x Pertemuan)
Indikator :
1. Jurnal diotorisasi sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan
2. Data dicatat ke dalam sistem secara akurat
dan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan
3. Transaksi secara tepat dialokasikan ke
dalam sistem dan akun
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini
peserta didik mampu :
Pertemuan ke :
Mencatat data dari dokumen sumber ke dalam jurnal khusus
II.Materi Ajar
Pertemuan ke :
Alokasi akun –akun yang akan didebet dan dikredit
Menyusun rekapitulasi jurnal
Membandingkan jumlah rupiah dalam rekapitulasi
III Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Portofolio
Pratik
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
ke
1. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
:
a. Menciptakan lingkungan : salam pembuka
b. Guru mengulang kembali materi tentang
jurnal khusus yang
dipelajari pada pertemuan yang lalu
|
20’(setiap
kali pertemuan)
|
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Inti :
a. Guru
menjelaskan pengalokasian transaksi ke dalam sistem dan
akun yang
ada
b. Guru dan
siswa bersama – sama menyusun rekapitulasi jurnal
khusus
c. Guru dan
siswa mengidentifikasi kebenaran jumlah didebet dan
dikredit
pada rekapitulasi jurnal
d. Siswa
secara langsung bertanya pada guru tentang pelajaran yang
belum
dipahami dan dimengerti.
|
130’(setiap
kali pertemuan)
|
3. Kegiatan Pembelajaran
Penutup
:
a. Guru
memberikan penegasan kembali tentang materi yang baru
dipelajari
b.
Menciptakan lingkungan: salam penutup
|
30’(setiap kali pertemuan)
|
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran
Alat : Alat tulis
Bahan : Dokumen sumber
Sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran ini sebagai berikut :
-
Modul
- Buku referensi
Dasar-dasar akuntansi
SMK, Drs. Hendri Somantri
Dasar-dasar akuntansi Edisi 4, Al Haryono Yusup
6.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan melalui penilaian
proses dan portofolio
(Dengan soal
dan kunci jawaban terlampir)
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah Siklus
Akuntansi
( DRS. A S M A R ) (
RAHMA ZUANTY, Z. SE )
Nip.
19651007 199001 1 004 Nip. 19671011 200701 2 002
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah :
SMK I Tembilahan
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / Semester :
X / I (Satu)
Pertemuan ke..... :
5 ( Lima )
Standar Kompetensi :
Mengelola entry jurnal
Kode Kompetensi :
JAP.TA02.003.01
Kompetensi
Dasar : Mengarsipkan dokumen
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (2 x Pertemuan)
Indikator :
1. Dokumen disimpan secara tepat waktu dan sesuai dengan
prosedur dan kebijakan perusahaan
2. Arsip dokumen dapat diakses dan
ditelusuri
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini
peserta didik mampu :
Pertemuan ke :
Mengakses arsip dokumen yang terkait dengan prosedur
perusahaan
Menelusuri dan menyimpan arsip dokumen yang terkait
dengan prosedur perusahaan
Mengatasi permasalahan dalam mengakses dokumen.
II.Materi Ajar
Pertemuan ke :
Menyimpan arsip dokumen
Mengakses arsip dokumen
III Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Portofolio
Pratik
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
ke
1. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
:
a. Menciptakan lingkungan : salam pembuka
b. Guru mengulang kembali materi tentang
otorisasi ke dalam sistem
secara akurat yang ada di dalam
jurnal khusus yang
dipelajari pada pertemuan yang lalu
|
20’(Setiap
kali pertemuan)
|
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Inti :
a. Guru
memberikan arsip dokumen untuk diakses dan disimpan
b. Guru dan
siswa bersama – sama mengatasi apabila menemukan
permasalahan dalam mengakses dokumen
c. Siswa
secara langsung bertanya pada guru tentang pelajaran yang
belum
dipahami dan dimengerti.
|
95’(setiap
kali pertemuan)
|
3. Kegiatan Pembelajaran
Penutup
:
a. Guru
memberikan penegasan kembali tentang meteri yang baru
dipelajari
b.
Menciptakan lingkungan: salam penutup
|
20’(setiap kali pertemuan)
|
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran
Alat : Alat tulis
Bahan : Dokumen sumber
Sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran ini sebagai berikut :
-
Modul
- Buku referensi
Dasar-dasar akuntansi
SMK, Drs. Hendri Somantri
Dasar-dasar akuntansi Edisi 4, Al Haryono Yusup
6.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan melalui
penilaian proses dan portofolio
Mengetahui Guru
Mata Pelajaran
Kepala Sekolah Siklus
Akuntansi
( DRS. A S M A R ) ( RAHMA ZUANTY, Z. SE )
Nip.
19651007 199001 1 004 Nip. 19671011 200701 2 002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar